Andre Pirlo Tak Mau duduk Bareng Buffon
Andrea Pirlo memang tidak ada duanya. Pemain tengah berbakat, pemain tengah serba dapat. Dan semuanya orang mengaku. Atau tidak semuanya orang, karena barisan direksi AC Milan nampaknya tidak mengaku kedahsyatan Pirlo. Mereka malah cenderung lebih memilih âmembuangâ Pirlo sesudah sukses mengantar Il Diavolo Rosso juara Serie A sekitar 5 kali, dan juara Liga Champions 2x.
Tahun ini, Pirlo sukses Andre Pirlo Tak Mau duduk Bareng Buffon lagi Serie-A untuk kali ke-3 dengan beruntun. Tetapi walau demikian, dia nampaknya tetap kurang suka. Karena dia tidak dapat tukar sikap duduk dengan Gigi Buffon di ruangan tukar
âJika saya dapat putar waktu, saya cuma ingin mengubah satu perihal: saya tidak akan pilih duduk dari sisi Buffon waktu di ruangan mengganti,â papar Pirlo pada bukunya I Think, Therefore I Play.Bagi mereka, saya ialah Juninho Pernambucano 2.0, seorang Brasil dengan dialek Brescia,â demikian ungkapkan Pirlo pada bukunya.
Sesungguhnya Andrea Pirlo adalah algojo sepakan bebas terbaik, tidak ada yang menyangkalnya. Tetapi, apa rahasia Pirlo sampai jadi semacam itu?
Pada buku autobiografinya, I Think Therefore I Play, King88bet mengutarakan, jika dia belajar jadi pelaksana eksekusi sepakan bebas dari Juninho Pernambucano. Ya, Andrea belajar dari pemain berdarah  Brasil yang dulu pernah perkuat Olympique Lyon tersebut.
Saat di ruangan mengganti, Pirlo dan Buffon memang duduk bersisihan. Cuma pintu yang batasi mereka. Namun, pintu tersebut sebagai permasalahan. Pasalnya Antonio Conte, pelatih Juve, selalu kelihatan emosional dan geram-marah waktu memberi perintah, baik saat turun minum atau saat sebelum memainkan pertandingan. Dan tindakan geram-marah Conte itu selalu dilaksanakan pas di muka pintu, atau antara Pirlo dan Buffon.
âBahkan saat menang, Conte king88bet login alternatif dan memukul dinding (sudah pasti, itu pojok dinding saya), atau apa pun, asal dia dapat menempatkan tangannya. Kadangkala botol-botol minum,â tambah Pirlo.
Tetapi hal tersebut malah jadi pelajaran penting untuk Pirlo dkk., mereka tidak ingin membuat kekeliruan sekecil apapun itu waktu berlaga. Karena Conte benar-benar sangat alergi dengan kekeliruan.